Tugas Bahasa Indonesia Bab V ( Kalimat )

KALIMAT

BAB V

 

5.1 PENDAHULUAN

Kalimat adalah bagian ujaran / tulisan yang mempunyai struktur minimal subjek dan predikat, dan intonasi finalnya menunjukan makna (bernada berita, tanya, atau perintah). Lengkap dengan makna menunjukan sebuah kallimat harus mengandung pokok pikiran yang lengkap sebagai pengungkap maksud penulis atau penuturnya.

5.2 UNSUR KALIMAT

.Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni S dan P. Unsur lain (O.PEL,dan Ket) dapat wajib hadir,  tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.

Untuk mengenali sekilas “wajah” S, P, O, PEL, KET, dan sebelum membahas kelima fungsi sintaksis itu  satu per satu, berikut ini lima contoh  kalimat yang S, P, O, Pel, dan Ket-nya berbentuk frasa : pembawa acara yang kocak (itu)

(S)         Pembawa acara yang kocak itu // membeli // bunga (S,P,O)

(P)         Indra // adalah pembawa acara yang kocak (S,P)

(O)        Madonna // menelpon //pembawa acara yang kocak itu.(S,P,O)

(Pel)     Pesulap itu // menjadi // pembawa acara yang kocak. (S,P,Pel)

(Ket)     Si Fulan // pergi // (dengan) pembawa acara yang kocak itu. (S,P, Ket)

5.2.1 PREDIKAT

Bagian kalimat yang fungsinya memberi tahu tindakan / perbuatan yang dilakukan oleh subjek, juga dapat menyatakan sifat/ciri/keadaan subjek. Satuan bentuk pengisi P dapat berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verbal atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal, contohnya:

“Kuda merumput”

“Ibu sedang tidur”

“Putri Indonesia cantik jelita”

“Kucingku belang tiga”

“Robby mahasiswa baru”

Kata merumput pada kalimat 1) memeberi tahu tundakan kuda. Frasa sedang tidur siang pada kalimat (2) memberi tahu perbuatan ibu. Cantik pada kalimat (3) memberi tahu keadaan keadaan putri Indonesia. Belang tiga menunjukan pada kalimat (4) keadaan kucingku. Mahasiswa baru pada kalimat (5) memberi tahu status Robby.

5.2.2 SUBJEK

Subjek adalah bagian kalimat yang menunjuk pelaku, tokoh, sosok,sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pokok pembicaraan. Sebagian besar S diisi oleh kata benda / frasa nominal, klausa, atau frasa verbal. Contoh:

“Ayahku sedang melukis”

“Meja direktur besar”

“Yang berbaju batik dosen saya”

“Membangun jalan layang sangat mahal”

Contoh yang diisi oleh kata benda adalah kalimat (1) yang diisi oleh frasa benda adalah kalimat (2). Kalimat yang diisi oleh klausa adalah kalimat (3) dan kalimat yang diisi oleh frasaverbal adalah kalimat (4 dan 5).

Pada contoh di atas, kendatipun jenis kata yang mengisi kalimat 3,4,dan 5 bukan kata benda, namun hakikat fisiknya tetap merujuk pada benda.

5.2.3 OBJEK

Bagian kalimat yang melengkapi predikat. Pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nomina, atau klausa, dan terletak di belakang P yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O. Contoh nya

  1. Nurul menimang…..
  2. Arsitek merancang….
  3. Juru masak menggoreng….

Unsur yang akan dilengkapi P ketiga kalimat itulah yang dinamakan objek.

O tidak diperlukan jika P diisi oleh verba intrasitif, cintoh nya : Nenek mandi, Komputerku rusak, tamunya pulang. Objek pada kalimat juga bisa berubah menjadi subjek jika di pasifkan.

5.2.4 PELENGKAP

Komplemen atau pelengkap adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Letak Pel umumnya di belakang P yang berupa verba.posisi seperti itu juga ditempati oleh O, dan jenis  kata atau frasa yang mengisi Pel dan O juga bisa sama, yaitu nomina dan frasa nominal.

5.2.5 KETERANGAN

Keterangan dalam sebuah kalimat adalah bagian yang menerangkan seluruh kalimat. Dengan pernyataan ini tidak hanya menerangkan P, tetapi juga S, bahkan sekaligus juga O. Posisi Ket boleh di awal, tengan , dan akhir kalimat. Pengisi Ket dapat berupa adverbial, frasa nominal, frasa preposisional, atau klausa.

5.3 POLA KALIMAT DASAR

Kalimat dasar bukanlah nama jenis kalimat, melainkan acuan atau patron untuk memebuat berbagai tipe kalimat, yang terdiri dari S, P, O Pel, Ket. Berdasarkan fungsi, dan peran gramatikalnya ada enam tipe  yang tercantum dalam tabel berikut:

Keenam tipe kalimat dasar dalam bagan di atas, contohnya diisi oleh kalimat tunggal, yaitu kalimat yang hanya memiliki satu S dan P. Setiap kalimat tunggal dapat dikembangkan menjadi kalimat majemuk dengan penambahan kata, frasa, dan klausa sebagai S dan P yang kedua atau yang ketiga beserta unsur lain yang diperlukan.

1.KALIMAT DASAR TIPE S-P

Dalam tipe kalimat ini, predikatnya lazim diisi oleh verba transitif atau frasa verbal, tetapi ada pula pengisi P berupa nomina, ajektiva,dan frasa ajektival. Contohnya:

“Lina tersenyum”

“Lina anak pak Hadi, tersenyum manis”

“Para pengungsi terlantar”

2.KALIMAT DASAR TIPE S-P-O

Predikat pada kalimat ini diisi oleh verba transitif yang memerlukan dua pendamping, yakni S di sebelah kiri dan O di sebelah kanan. Contohnya:

“AC Milan mengalahkan Bacelona” (S.P,O)

“Korea Utara telah mematuhi PBB” (S,P,O)

“Tamu negara menemui tookoh LSM  terkenal” (S,P,O)

3.KALIMAT DASAR TIPE S-P-PEL

Kalimat dasar seperti ini memerlukan du pendamping, yakni S disebelah kiri, dan Pel disebelah kanan. Contohnya:

“Negara kita berlandaskan hukum” (S,P,Pel)

“Keputusan hakim sesuai dengan tuntutan jaksa” (S,P,Pel)

4.KALIMAT DASAR TIPE S-P-Ket

Kalimat ini menghendaki dua pendamping yakni S disebelah kiri, dan Ket disebelah kanan.Contohnya:

“Amien Rais tinggal di Yogyakarta” (S,P,Ket)

“Sayur-mayur didatangkan dari Bogor dan sekitarnya” (S,P,Ket)

5.KALIMAT DASAR TIPE S-P-O-Pel

Predikat kalimat ini menuntut tiga kehadiran pendamping agar konstruksinya menjadi gramatikal.pendamping yang dimaksud ialah S di sebelah kiri, O dan Pel di sebelah kanan. Contohnya:

a.Yuni membelikan adiknya sepeda mini yang bagus (S,P,O,Pel)

  1. Petani menanami sawahnya palawija (S,P,O,PEL)

6. KALIMAT DASAR TIPE S,P,O,Ket

Ada tiga pendamping dalam tipe kalimat dasar sperti ini, yakni S di sebelah kiri, Odan Ket di sebelah kanan. Contohnya:

Mereka memperlakuka saya dengan sopan (S,P,O,Ket)

Pemerintah menaikan harga BBM 1Juni 2006 (S,P,O,Ket)

 

5.4 JENIS KALIMAT

 

Kalimat dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan (a) jumlah klausa pembentuknya, (b) bentuk/fungsi isinya, (c) kelengkapan unsurnya, dan (d) susunan subjek predikatnya.

[image%255B2%255D.png]

(a) Jenis Kalimat Berdasarkan Jumlah Klausanya, kalimat dapat dibedakan menjadi atas dua macam, yaitu kalimat tunggal, dan kalimat majemuk.

(b) Jenis Kalimat Berdasarkan Fungsinya, Kalimat dapat difungsikan untuk menyampaikan pokok pikiran secara lengkap dan jelas. Jenis kalimat berdasarkan fungsinya ini dibedakan kembali  oleh para ahli menjadi empat golongan, anatara lain: kalimat berita, kalimat tanya, kalimat perintah, dan kalimat seru.

(c) Kalimat Tidak Lengkap (Kalimat Minor), Kalimat yang tidak ber-P atau ber-S disebut kalimat tidak lengkap atau kalimat minor. Lawannya, yaitu kalimat yang lengkap unsurnya, yaitu mayor.

(d) Kalimat InversI, adalah kalimat yang P-nya mendahului S sehingga terbentuk pola P—S. Selain merupakan variasi dari pola S—P, ternyata kalimat invers dapat emberi penekanan atau ketegasan makna tertentu.

5.5 KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan maksud penutur/penulis secara tepat sehingga maksud itu dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang mampu menjembatani timbulnya pikiran yang sama antara penulis/penutur dan pembaca/pendengar. Untuk dapat mencapai kefektifan tersebut, kalimat efektif harus memenuhi paling tidak enam syarat, yaitu :

Kesatuan: (Hanya terdapat satu ide pokok)

Kepaduan (koherensi) : ( terjadi hubungan padu antar satun kalimat)

Keparalelan : (di dalam satu kalimat terdapat unsur yang sama derajatnya jenis kata , pola dan frasanya

Ketepatan: ( keseuian unsur yang membentuk kalimat sehingga tercipta pengertian yang pasti)

Kehematan : ( upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu)

Kelogisan: ( kalimat harus masuk akal dengan jalan pikiran orang pada umumnya)

5.5 Beberapa Kasus Kalimat Tidak Efektif

Berbicara dengan memakai/ menggunakan kalimat yang tidak efektif, jelas terasa mengganggu saat dalam situasi yang formal. Mungkin kalau pembicaraan itu berlangsung dalam situasi yang tidak formal, tentu kualitas kalimat yang dipakai tidak akan dipermasalahan. Berikut akan dipaparkan beberapa kalimat tidak efektif untuk mewakili contoh bahasa lisan dan bahasa tulis dala pemakaian sehari-hari.

“Bagi yang menitip sepedah motor harus dikunci”

“Bagi dosen yang berhalangan hadir harap diberitahukan ke sekretariat”

“Saya melihat kelakua anak itu bingung”

“Mereka mengantar iring-iringan jenazah ke kuburan”

“Bebas parkir”

“Tempat pendaftaran tinja”

Leave a comment